Ramah Anak

By Puji Haryono 22 Okt 2015, 10:29:35 WIBArtikel

Ramah Anak

Madrasah Ramah Anak

Refleksi

Konon katanya ada tiga kebahagiaan yang teramat sangat bagi anak-anak sekolahan ketika berada di sekolah atau madrasah, yaitu: Pertama ketika mereka mendengar bel istirahat, kedua ketika mendengar bel pulang dan ke tiga ketika mereka mendengar pengumuman libur sekolah. Di saat itulah sinar kebahagaiaan terpancar di wajah mereka.

Berbeda ketika pembelajaran akan segera dimulai, sebagian besar dari mereka rata-rata belum siap untuk memulainya. Alih-alih mepersiapkan segala sesuatunya, tapi malah sebaliknya. Ada yang asyik dengan mainan yang dibawanya, ada yang sibuk ngobrol dengan temannya, bahkan ada yang ngantuk menguap tidak ada habis-habisnya

Jadi, sepertinya kebahagian mereka hanya ada di jalanan antara sekolah dan rumah mereka. Dari rumah, mereka ingin segera pergi ke sekolah karena jenuh dengan berbagai omelan dan titah orang tua, sementara dari sekolah mereka ingin cepat-cepat pulang, karena jenuh dengan setumpuk tugas dan pelajaran yang diberikan guru yang dianggap membebani diri mereka.

Selain itu, bukan hanya otak mereka yang berat dengan beban pelajaran, tapi tubuh mereka pun merasa berat dengan beban buku yang mereka gendong setiap hari ke sekolah, karena saking banyaknya buku yang mereka bawa setiap harinya ke sekolah.

Dengan melihat fenomena di atas, lantas sudah optimalkah tugas seorang guru sebagai pendidik?. Ya, tentu masih jauh dari kata optimal, karena kalau kita perhatikan definisi pendidikan sesuai UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan adalah: " Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

Dari definisi di atas, yang harus digaris bawahi bahwa tugas pendidik yang utama adalah " Membuat suasana belajar dan proses pembelajaran" . Suasana belajar dimaksud adalah bukan hanya suasana fisik saja, tetapi suasana kejiwaan anak-anak yang aman, nyaman, dan menyenangkan.

Dengan kata lain, selain sarana prasarana pendidikannya yang lengkap, juga pendidik dan tenaga kependidikannya yang mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan mampu mengelola pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik.

Penyelenggaraan pendidikan yang seperti itu erat kaitannya dengan sekolah/madrasah Ramah Anak atau Pendidikan Ramah Anak.


Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook